Terancam dibawa ke ranah hukum Tim Basket IBL JNE Siliwangi
Liputan digital. Klub Liga Bola Basket Indonesia (IBL)
2017 JNE Siliwangi Bandung yang dimiliki oleh PT Bandung Utama Raya
terancam dibawa ke ranah hukum jika tidak bisa melunasi gaji para
pemainnya.
Mengutip dari Antara, ancaman itu
disampaikan Direktur IBL Hasan Gozali di Jakarta, Kamis. Namun, Hasan
menyebut bahwa saat ini pihaknya bersama Persatuan Bola Basket Seluruh
Indonesia (Perbasi) masih memberikan kesempatan bagi manajemen PT
Bandung Utama Raya menyelesaikannya secara internal.
“Kami dengan Perbasi sudah melayangkan
teguran. Kalau tidak bisa juga melunasi gaji pemainnya, kami akan
melayangkan gugatan perdata,” ujar Hasan.
Hasan sendiri enggan mengungkapkan batas
waktu yang diberikan kepada pihak PT Bandung Utama Raya untuk
menunaikan kewajibannya. IBL, kata dia, memberikan kewenangan penentuan
tenggat itu kepada Perbasi.
Keterlambatan JNE Siliwangi melunasi
gaji para pemainnya dijadikan alasan oleh beberapa pemain JNE Siliwangi
melakukan pengaturan skor (“match fixing”).
Meski menganggap bahwa gaji yang
tertunggak tidak bisa dijadikan pembenaran tindakan “match fixing”, IBL
dan Perbasi tetap melakukan penyelidikan atas kasus gaji tersebut.
“Kami meminta pemain-pemain itu mendokumentasikan kontraknya dan tunggakan gaji mereka,” kata Hasan.
Sebelumnya, Ketua Umum Perbasi Hasan
Gozali menyatakan bahwa Perbasi memberikan waktu dua bulan bagi pemilik
JNE Siliwangi Bandung, PT Bandung Utama Raya, untuk melunasi utangnya.
“Pelunasan gaji harus dilakukan dalam waktu dua bulan. Jika tidak bisa dilakukan, akan ada sanksi,” kata Danny.
Salah satu sanksi yang bisa saja
diberikan oleh Perbasi, lanjut Danny, adalah individu-individu di
manajemen perusahaan penaung JNE Siliwangi Bandung tidak boleh terlibat
dalam semua kegiatan bola basket di Indonesia.
Sebagai informasi, saat bermain di IBL
2017, JNE Siliwangi Bandung dimiliki oleh PT Bandung Utama Raya. Akan
tetapi, untuk IBL musim terkini 2017-2018 yang mulai digelar 8 Desember
2017, JNE Siliwangi Bandung sudah berganti kepemilikan dan dikelola PT
Neosport Maung Indonesia (NMI) dan berubah nama menjadi Siliwangi
Bandung.
Perbasi sendiri memastikan bahwa pergantian pemilik tidak berpengaruh terhadap kewajiban PT Bandung Utama Raya atas gaji pemain.
Komentar
Posting Komentar